Ini pengalaman buruk selama Praktikum, saat peraturan berlaku hanya bagi praktikan tapi nehi bagi assisten. sudah bosan saya mendengar ceramah panjang tentang ketepatan waktu, yang muncrat dari mulut para assisten praktikum yang sok disiplin itu. banyak sisi yang mereka soroti. beberapa diantaranya membuat saya dongkol.
- Kami para praktikan dilarang terlambat, keterlambatan diatas 15 menit tidak diperkenankan mengikuti acara praktikum kali itu, tapi keterlambatan assisten dalam mempersiapkan acara praktikum bukan hanya terjadi sekali, dan mereka hanya minta maaf yang disambung dengan seribu satu macam alasan. menyebalkan!!
- Laporan mesti dikumpulkan tepat waktu, terlambat mengumpulkan bisa dikenakan sanksi penolakan laporan praktikum. Sementara Hasil praktikum (Nilai) justru tidak tercantum pada KHS di semester yang bersangkutan. tapi, baru keluar pada semester berikutnya, lalu kerja apa saja mereka selama ini.
Itu baru sedikit hal tentang disiplin waktu, ada banyak macam remeh temeh lainnya yang menunjukkan betapa mereka telah abai dengan ucapan mereka sendiri, peraturan yang mereka muntahkan di depan kami saat assistensi. jika begitu, sulit bagi saya buat menghargai mereka. toh, mereka juga tak menghargai diri mereka sendiri.
Jangan mimpi deh… bisa ngatur orang lain, komitmen pada diri sendiri aja gak sanggup :p
Agustus 12, 2007 pada 7:51 pm
wah… itu kan udah peraturan yg hanya dua pasal…
pasal 1 : kami ga pernah salah
pasal 2 : bila dianggap salah, silahkan liat pasal 1
gimana siy saudara andalah inih… gitu aja harus dikasih tau
*kabuuuuurrrr… ada yg lagi sewot*
Agustus 12, 2007 pada 9:13 pm
yaaa namanya juga lagi punya kuasa!! thu asisten-asisten begitu kan untuk suatu pembenaran atas kesalahan mereka, jadi ya setuju deh ma novee. tapi eits…. jaman aku dulu jadi asisten gak begitu lho!! daku tepat waktu dan all materi buat praktikum d siap sebelum para praktikan masuk. sayang ya… saat daku jadi asisten 15 taon yang lalu… dikau masih umur brapa yah?
Agustus 13, 2007 pada 3:13 am
ehm…. apa yaa…
waktu aku seumuran kamu, aku juga pernah ngalamin kasus seperti itu, dan yang aku pelajari adalah:
1] kita hrs berani berbicara. kalo liat dosen gak beres, kita hrs kritis utk ‘bla…bla…bla…’ ke dosen… Alasannya, jika terus-terusan kita biarkan, dia bisa jadi penyakit utk mahasiswa yg lain…
2] pelajaran kedua yang aku dapat adalah: bahwa perbedaan strata dosen dg mahasiswa hanyalah 1 tingkat. dosen sebenarnya sama kaya mahasiswa, hanya saja dia lebih tahu DULUAN. Kalo kita sudah tahu suatu materi, otomatis strata kita dengan dosen sama. 🙂
3] kecenderungan orang yang sok | belagu… banyak dosen yg sebenarnya cocok disebut pengajar, tugasnya hanya menyampaikan materi saja, terlepas kita bisa atau tidak, dosen lepas tanggung jawab…. padahal kita juga perlu pembimbing, yaitu dosen yang berusaha lahir | batin untuk menggandeng tangan kita memahami suatu materi…. perbedaan antara kedua jenis dosen tsb, sangat menentukan sikap prilaku mereka di hadapan mahasiswanya masing-masing….
—————————
Sekarang ini, melalui kasus kamu itu, maka pelajaran yg aku dapat adalah:
cuma 1 ==> yaitu, SABAR……
Sabar ga kamu menghadapi dosen itu…
sabar gak kamu utk terus belajar…
sabar gak kamu utk menahan diri dari emosi…
sabar gak kamu untuk menahan diri demi sesuatu yg lebih penting…
sabar gak kamu untuk tetap berhati dingin guna merenungi pelajaran-pelajaran kehidupan itu….
jadi…
maksudku adalah… selain kamu harus mengasah intelektual kamu, kamu juga harus mengasah batiniah kamu……
percaya deh…. saat kamu lulus nanti, kemampuan intelektual kamu memang diperlukan, tapi juga kemampuan batiniah kamu ikut mengambil porsi besar dalam menentukan keberhasilan kamu dalam hidup……
banyak mahasiswa lulus dengan daya pikir tajam….
tapi jarang ada mahasiswa lulus dengan hati, jiwa, dan perasaan yang tajam….
jika kita pinter, maka kecenderungan orang adalah minterin orang lain….
tapi jika kita mau belajar, maka kamu akan menjadi anak muda yg bijaksana….
dunia ini diwariskan bukan untuk orang-orang pintar…. tapi lebih kepada mereka yang mau menjadi bijaksana dengan intelektual yang mereka miliki…….
=salam= semoga bermanfaat…..
* uhukk…uhukk…uhukk… capek juga ngetik… udah dulu yaa… ‘pak-de’ tiduran dulu… 😀
Agustus 13, 2007 pada 8:03 am
wuaaaa… aku salah ketik nama ya?
hihiii… maklum buru2 gr2 pingin skali2 jadi yg pertamax…
Agustus 13, 2007 pada 8:06 am
hwakakaka…
maap OOT bentar. eh andalass..kamu balik dari pertapaan, kadar ketelitianmu meningkat yak? judul eike ama isi postingan agag kliru tnyata dirimu sadar…
*cepet2 ngedit postingan*
Jangan mimpi deh… bisa ngatur orang lain, komitmen pada diri sendiri aja gak sanggup :p
yah…kata aa Gym deh, berubah mulai diri sendiri.
disiplin yuk? yukkk….
Agustus 13, 2007 pada 8:48 am
sabar…. sabar.. dan sabar…………

jadi orang tertindas ya harus sabar oiiiii……..
Agustus 13, 2007 pada 12:13 pm
komitmen??
Agustus 13, 2007 pada 9:49 pm
#nonee
beehhh… saya pernah ribut sama anak-anak pramuka gara-gara pasal ini, soalnya tiap latihan pasti dibacakan, gada pasal alin apah
*pramuka di sekolah saya dulu*
#triplet’s mom
apa semua orang yang punya kuasa kelakuan sudah seperti itu semua ya mom? 😦
jaman ituh saya baru masup esde mom
#NingRachman
setuju banget pak de….
saya emang mesti banyak bersabar 🙂
#Novee
sejak kapan punya cita-cita jadi penjual pertamax?
#miss tyke
oooo yang 3M yah? saya ingat tuh
Makanlah ketika lapar
Minumlah ketika haus
Mengupillah ketika nge-Blog
hahahahaha……
*maaf OOT juga* 😆
#almascatie
saya sudah cukup bersabar….
*mengelus dada*
#rd limosin
salah yah??
Agustus 13, 2007 pada 11:59 pm
ini semua karena kekuasaan…hukum rimba-lah yang berlaku
Agustus 14, 2007 pada 3:10 pm
waduh, jadi merasa terpanggil menjelaskan kekeliruan ini halaah. Gini loh rentang waktu kekuasaan seorang asisten itu juga terbatas, hanya 1 semester (dapat diperpanjang di semster depan). Kalau ada yang ga becus, bilangin ja ma dosennya jadi dy ga direkomendasikan lagi sebagai asisten. Jangan langsung dikonfrontir langsung karena nasib nilaimu bakal ga selamat xi..xi..xi.
Untuk selanjutnya silahkan mengajukan diri sebagai asisten dan nikmati kekuasaan tak terbatas selama 1 semes ter.
wasaalm
mantan asisten mahasiswa
Agustus 14, 2007 pada 10:06 pm
sabar ya mas.
Biasanya orang-orang yg lebih kuat emg paling seneng mengakui kekuatannya. Moga aja lama-lama mereka melunak ya mas.
Jadiin pelajaran aja. ^^v
Agustus 15, 2007 pada 12:57 pm
#deking
tapi kampus saya bukan Rimba kok pak?!! sumpah!!!
#may airinn
tapi meskipun cuma 1 semester lumayan capek juga…
yang bikin kesel, adanya asisten sama dengan tanpa asisten. mendingan gak usah pake asisten sekalian. bikin repot!!
*langsung nemuin dosen, ngadu!!*
#Ai
iya Ai, saya akan mencoba sabar…
tapi, semut aja kalo diinjak ngigit loh!! ^^v
Agustus 15, 2007 pada 1:06 pm
ramai sekali blognya, banyak sesepuh2 blog lagi disini
Agustus 16, 2007 pada 12:07 pm
kadang-kadang nih ya, tanpa tendensi kalo semua orang berkuasa itu cenderung menyepelekan, mereka ituh emang suka seenaknya. kayak yang kuat sendiri yah.. tapi cuma opini pribadi aja loh yah..
Agustus 17, 2007 pada 7:39 pm
#adit
biasa pak, para sesepuh lagi nengokin yunior nya 🙂
#akbar
betul!!! saya setuju banget, tapi mudah-mudahan masih ada orang berkuasa yang waras!!
Agustus 18, 2007 pada 7:48 pm
senior itu dimana-mana sama aja ya. suka sembarangan.
biarin aja mas, ntar juga kan kena batunya sendiri dia.
untung diri bukan senior yang kaya gitu, melainkan senior ramah nan baik hati serta rajin menabung dan suka menolong:)
*sambil kipas-kipas*
Agustus 20, 2007 pada 2:45 am
#Ika
kebanyakan sih iya, tapi masih ada kok senior yang bermoral… 😀
Agustus 22, 2007 pada 2:17 am
[…] Bapak Cakmoki dan Keluarga Bapak Deking dan Keluarga Bapak dan Ibu 49 Bapak Shiva dan Keluarga Bapak andalas dan Keluarga Bapak Anker dan Keluarga Bapak Anto dan Keluarga Bapak `K [besar] dan Keluarga Bapak […]
September 1, 2007 pada 12:22 am
yah itulah enaknya diatas
*sigh*
September 1, 2007 pada 3:29 pm
#syafriadi
begitulah… *sigh*
September 7, 2007 pada 12:39 am
mental orang endonesah™ bngt gt loh,,
maunya pada jadi pemimpin, tp mentalnya jadi bos, maen suruh ajjah,,
September 11, 2007 pada 7:52 pm
wadu waduw…ngakak abis nih baca kelakuan anak kuliahan. jd inget jaman kuliah deh.. (hiks, ketauan kalo dah pensiun kuliah yaks 😀 )